Total Tayangan Halaman

Rabu, 20 Juli 2011

Bisnis Uang Kuno tak pernah rugi!

Meskipun belum seramai di kota lain, bisnis uang lama di Yogyakarta mulai menggeliat. Beberapa pedagang uang lama mengaku mampu meraup keuntungan bersih belasan juta rupiah per bulan. Semakin sulit dicari, semakin melonjak harga uang lama. Selembar uang lama yang ditandatangani Menteri Syarifudin Prawiranegara harganya mencapai Rp 40 juta.

Tingginya keuntungan pedagang uang lama masih belum diimbangi dengan terbangunnya komunitas pencinta uang lama di Yogyakarta. Pameran numesmatik yang digelar di Pasar Klitikan hingga Senin (18/1), misalnya, hanya diikuti empat pedagang uang lama dan sepi pengunjung.

Pedagang uang lama asal Surabaya, Romadhon Hariyanto, mengakui, komunitas pencinta numesmatik di Yogyakarta belum bersatu. Sering kali para penggemar uang lama hanya saling mengenal lewat internet.

"Peninggalan uang lama di Yogyakarta sangat banyak, tapi komunitas pencintanya masih liar," ujar pedagang, Whisnu Murti.

Sebagai bekas ibu kota Republik Indonesia, Yogyakarta sangat kaya stok uang lama. Whisnu kerap kali berburu uang lama ke kampung- kampung di Yogyakarta. Sering kali dia kewalahan karena ternyata masih banyak warga yang menyimpan uang lama. "Peluang bisnis uang lama menguntungkan karena harga naik terus," ujarnya.

Hariyanto mencontohkan, lembaran uang Rp 100.000 berangka tahun 2008 yang baru saja ditarik dari peredaran sudah meningkat harganya menjadi Rp 150.000. Dari katalog harga uang lama juga bisa disaksikan, uang pecahan Rp 100 berangka tahun 1952 telah naik dari harga maksimal Rp 400.000 menjadi Rp 1 juta dalam kurun kurang dari empat tahun.

Dicetak Kanisius Peminat uang lama cukup beragam. Mayoritas untuk koleksi, sedangkan peminat lainnya memburu uang lama, antara lain, untuk mahar pernikahan. Beberapa uang lama yang dicari untuk koleksi adalah uang yang pertama kali dicetak Pemerintah Republik Indonesia bergambar Presiden Soekarno dan dicetak Percetakan Kanisius.

Dari uang lama, masyarakat juga bisa sekaligus belajar tentang sejarah. Uang lama seri hewan berangka tahun 1957, misalnya, banyak diburu kolektor karena hanya beredar selama beberapa hari. Uang yang ditandatangani oleh Menteri Syarifudin Prawiranegara itu ditarik kembali karena menteri terlibat pemberontakan. Harga uang lama seri hewan ini pun kini melambung hingga Rp 35 juta.

Daerah yang menjadi tujuan perburuan kolektor uang lama adalah Magelang, Tuban, dan Cirebon. Selain karena sejarahnya, kolektor juga memburu uang dengan cetakan nomor cantik, nomor kembar, hingga uang yang salah cetak. Karena keterbatasan stok uang lama, pembeli harus jeli dan mewaspadai peredaran uang lama palsu.

Sumber: http://cetak.kompas.com/
Sumber: Arkeologi.web.id (situs arkeologi indonesia terjadul!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar